Life Skills atau keterampilan hidup adalah keterampilan yang dibutuhkan setiap anak untuk survive dalam pergaulan dan hidupnya. Keterampilan ini dapat membantu mereka untuk dapat memilih hal yang tepat dan menghindar dari situasi yang mungkin dapat menjatuhkan mereka; termasuk memperkuat pertahanan dan ketahanan mental anak yang membuat mereka resistan (terhadap tawaran narkoba) dan resilient (berkemampuan untuk bertahan) dalam menghadapi masalah hidup.
Untuk menjadi orangtua yang efektif di era kini, Anda perlu memasukan aspek pengajaran life skills atau yang dikenal dengan istilah ‘keterampilan hidup’ kepada anak. Yang termasuk di dalam keterampilan hidup ini saya bagi dalam tiga bagian besar, yaitu:
- Self-Improvement Skills: Keterampilan yang membangun diri anak (self-esteem, managing feeling/emotions, coping skills, decision making skills)
- Relational Skills : Keterampilan yang membangun hubungan antara anak dengan lingkungannya (assertion, handling conflict, building positive relationships)
- Lifelong Skills : Keterampilan yang membangun hidup dan masa depan anak yang bertujuan dan bermakna (goal setting, identifying talents/intelligence, the art to live meaningfully).
David Wilmes dalam bukunya Parenting for Prevention (1995) menyebutkan beberapa metode untuk mengajarkan anak berbagai keterampilan hidup:
- Modeling adalah sangat penting bagi orangtua untuk menjadi teladan bagi anaknya. Sejak kecil anak memimik apa dan cara orang-tuanya hidup. Perkataan dan perbuatan jelas akan lebih ‘berbicara’ dibanding hanya memberikan nasihat. Bagaimana orangtua mengamalkan keterampilan hidup yang dimilikinya membuat anak belajar dari apa yang dilihatnya dan bukan apa yang dedengarnya saja.